SURABAYA. Bonek kembali bergerak melawan ketidakadilan,jum’at 02/05/20416 para Bonek menggelar aksi demo di depan kantor pengadilan negeri (PN) surabaya yang ada di kawasan jalan Arjuno Surabaya. Aksi bonek di mulai jam 13.00 setelah sholat jum’at, tuntutan para Bonek hanya 2 (dua) yaitu. Yang pertama, desakan kepada PT MMIB (Mitra Mudah Inti Berlian) dan klub Bhayangkara Surabaya United (BSU) untuk mencabut gugatan hukum Yang kedua, desakan kepada PT MMIB dan Kepolisian untuk tidak merampas Persebaya dari Bonek. Jika tuntutan tidak di penuhi Bonek 1927 akan demo besar-besaran. hal itu diungkapkan oleh Andie Peci, salah satu pentolan Bonek 1927.
Aksi mereka adalah buntut dari tidak dicabutnya gugatan hukum atas hak nama dan logo Persebaya oleh PT MMIB ( Mitra Muda Inti Berlian). Kantor tersebut(Pengadilan Negeri Surabaya) dikepung ratusan suporter Persebaya 1927. Massa demonstran yang mayoritas menggunakan atribut berwarna hijau ini, menuntut agar hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya memenangkan persebaya 1927 karena masyarakat surabaya tidak menerima adanya Bhayangkara Surabaya Unaited.
Menurut kordinator Bonek 1927 Andi Peci, Sejauh ini, merk dan logo Persebaya masih sah dimiliki oleh PT Persebaya Indonesia. Untuk itu kami meminta agar hakim menolak gugatan yang diajukan Bhayangkara Surabaya United dan tetap mengesahkan logo dan merk milik Persebaya 1927, katanya.
Andi Peci selaku koordinator aksi tetap berpesan agar para Bonek 1927 tetap menjaga Surabaya agar suasana tetap kondusif. Karena surabaya adalah milik kita, kita harus tetap menjaga. Kecuali kalau ada yang bikin gara-gara maka kita harus melawan, teriak Andi Peci.
Di dalam permasalahan dan persoalan datang terus menerus, arek-arek Bonek berkelu kesa yang di tujuhkan kepada walikota surabaya yaitu TriRisma Harini yang isinya:
Bu Risma Walikota, Bukan Walibonek Masalah yang mendera Persebaya seakan tak ada ujung pangkalnya, tak ada habisnya, tak ada titik temu, berbagai macam gerakan yang dilakukan para bonek belum juga bisa membangkitkan kembali Persebaya secara utuh.
Perjuangan macam apapun telah ditempuh, namun hasilnya masih belum memuaskan, berbagai pihak telah dimintai dukungan pun tetap nihil, salah satu pihak yang telah dimintai dukungan adalah Ibu Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, atau yang lebih tenar dengan panggilan Bu Risma.
Maaf seratus maaf, Ibu Risma tidak akan bisa secara penuh untuk membantu membangkitkan Persebaya, karna Ibu Risma tak ada kecintaan pada sepakbola Surabaya, apalagi jiwa Bonek, kosong oblong-oblong.
Bagaimana bisa Ibu Risma membantu para Bonek, sedangkan Ibu Risma sendiri tidak tahu soal konflik macam apa yang menimpa pada Persebaya sejak tahun awal 2010 sampe sekarang tahun 2016 ini, tak ada yang bisa diharapkan dari Ibu Risma, kecuali doanya saja muehehehehe
Dan lagi, Ibu Risma ini perempuan, masa iya kita tega meminta dukungannya?, sedangkan yang kita hadapi ini Kartel kelas A, “oh tapi Ibu Risma kan punya power dalam dunia politik”, tapi yang ada di dalam gerbong kartel kelas A ini berisi orang-orang hebat, sakti mandraguna, kebal ketokan palu hukum, kebal malu, anti peluru, anti pecah, waterproof.
Biarkan Ibu Risma sebagai Walikota Surabaya mengurusi berbagai polemik masyarakat Surabaya saja, entah penggusuran entah mempercantik kota dengan seabrek taman kota, yang terpenting tetap berbaik sangka.
Tak perlu lagi kirim-kirim surat pada Ibu Risma, tak perlu lagi kirim kata-kata indah, tak perlu lagi kirim bunga, tak perlu lagi kirim cokelat, tak perlu lagi kirim ucapan “selamat tidur bebeb”, karna Ibu Risma hanya Walikota, bukan Walibonek.
Selama di benteng masih ada para penjaga api, selama itu lah api harapan akan bangkitnya Persebaya tetap terjaga, cukuplah Tuhan sebagai penolong kami, dan Tuhan adalah sebaik-baiknya penolong. (Bnd)