Seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri atau biasa yang dikenal dengan SBMPTN tentu sudah tidak asing lagi ditelinga para pelajar indonesia, khusunya bagi pelajar yang baru lulus sekolah dan melanjutkan kejenjang perguruan tinggi negeri.
PTN masih menjadi pilihan utama bagi kebanyakan pelajar di Indonesia, oleh karena itu untuk dapat masuk di PTN yang diinginkan tentu harus melakukan beberapa tahap seleksi diantaranya SNMPTN dan SBMPTN.
Dan untuk mengukur seberapa ketat persaingan masuk di PTN dapat dilihat dari berapa banyak jumlah pendaftar, namun tidak semua jurusan mempunyai tingkat persaingan yang tinggi, ada bebrapa jurusan di suatu PTN yang tingkat persaingannya tinggi namun ada juga yang tingkat persaingannya rendah.
Berdasarkan data statistik penerimaan SBMPTN tahun 2018 lalu dapat diketahui terdapat 860.001 peserta yang mengikuti SBMPTN. Dari jumlah tersebut hanya 165 ribu peserta (19,3%) yang dapat lolos dan setidaknya 700 ribu peserta lebih harus tersingkir.
Bisa disimpulkan bahwa jumlah peserta yang lolos mempunyai perbandingan yang cukup jauh dengan jumlah peserta yang mengikuti seleksi.
Namun berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya, sistem baru SBMPTN mulai diterapkan pada tahun ini dengan berbagai pertimbangan yang ada.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melakukan beberapa perubahan sistem seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) dari mulai kuota masuk yang ditambah menjadi minimal 40 persen, tes masuk hanya berbasis komputer, hingga melakukan tes terlebih dahulu baru kemudian dapat mendaftar di PTN dan jurusan yang dituju.
Dari berbagi perubahan sistem SBMPTN 2019 yang baru tentunya terdapat kelebihan dan kekurangan dibanding tahun – tahun sebelumnya.
Berikut ini adalah kelebihan sistem baru SBMPTN 2019 dibandingkan tahun 2018.
- Sistem ujian dapat dilaksankan sebnayak 2 kali.
Dirilis resmi oleh Kemenristekdikti, tentang sistem ujian yang akan dibuat lebih lama durasinya, yaitu sekitar bulan Maret-Mei dengan pelaksanaan sebanyak 24 kali ujian di hari Sabtu dan Minggu. Dari ujian sebanyak itu, kita bisa memilih 2 hari diantaranya sebagai percobaan pertama kita (dihitung 1x ujian).
Kalau masih belum puas, kita bisa mecoba satu kali lagi, dalam waktu setahun. Jadi setidaknya kita masih mempunyai dua “nyawa” untuk bertarung memperebutkan kursi di PTN yang kita impikan.
- Ujian dilaksanakan full berbasis komputer (UTBK). Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir, juga optimis bahwa kebijakan baru ini lebih menjamin prinsip adil, transparan, fleksibel, efisien, akuntabel serta sesuai dengan perkembangan teknologi di era digital ini.
- Daya tampung atau kuota yang ditambah menjadi 40 persen tentu dinilai sangat membantu bagi siswa siswi yang tidak masuk dalam 50 persen siswa terbaik di sekolah, dengan ini mereka dapat belajar lebih keras lagi dan mengikuti berbagai macam kegiatan belajar tambahan seperti mengikut les privat atau bimbingan belajar yang sesuai dengan gaya masing – masing individu.
- Mekanisme pendaftaran “ujian dulu, daftar kemudian” yang berbeda dari tahun sebelumnya dapat membuat kita bisa mengukur kemampuan lebih awal. Di SBMPTN 2019 yang menekankan alur pendaftaran baru, yang berbeda dari SBMPTN 2018, yaitu hasil ujian yang dilaksanakan membuat tes SBMPTN yang diambil tidak terasa terlalu “untung-untungan”.
Selain karena hasilnya lebih dulu keluar, jadi kita bisa tahu seberapa jauh ukuran kemampuan kita. Kita juga mempunyai bergam pilihan jurusan ynag dituju. Dan kita jadi tahu seberapa mampu dalam menjalani perkuliahan di satu PTN karena dilihat dari nilai kita yang sebenarnya cukup atau tidak. Ini juga bisa disesuaikan dengan pilihan jurusan kita nantinya.
Hal ini berbeda dengan SBMPTN 2018, yang hasilnya menjadi rahasia negara, jadi kita tidak bisa tahu seberapa besar nilai kita dibandingkan yang lain dan ukuran kemampuan kita yang sebenarnya. Apalagi tahun kemarin kita harus memilih jurusannya terlebih dahulu pada saat mendaftar, jadi terasa lebih “untung-untungan”.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Kekurangan SBMPTN 2019 dibanding SBMPTN 2018
1. Soal berbasis HOTS (High Order Thinking Skills), otomatis soal-soal yang dihadapi akan terasa lebih “susah”. Sebenarnya di Indonesia sudah tidak dikagetkan lagi dengan kemunculan soal ujian yang berbasis HOTS, yaitu dari kemunculan soal UNBK yang berbasis HOTS.
Meskipun ditujukan untuk meningkatkan kompetensi para siswa dengan soal penalaran, tetapi karena sistem pengajaran di Indonesia yang masih menekankan pada hafalan, banyak pengetahuan, dan cuma memasukkan rumus tanpa memahami asal rumusnya, banyak pelajar yang bakal kesusahan di SBMPTN 2019 nanti.
Apalagi untuk kita yang sudah terbiasa hafal rumus akan terasa percuma kan kalau kita tau rumusnya tetapi tidak bisa dipakai dalam soal yang terdiri dari gabungan berbagai rumus-rumus yang kita hafal. Maka dari itu, kita harus banyak-banyak persiapan untuk mengikuti SBMPTN nanti dengan membaca lagi materi pelajaran dari kelas 10 atau bisa segera ikut les privat yang menekankan konsep dasar seperti Pascal Privat kalau kamu masih belum bisa paham sendiri pelajarannya.
2. Hasil Tes UTBK bukan penentu. Dari sistem UTBK yang “katanya” akan mempunyai keuntungan transparansi nilai, untuk proses seleksi kita selanjutnya di PTN dan jurusannya, nilai kita akan di-ranking dengan semua siswa SMA/SMK/alumni dari seluruh Indonesia, kemudian untuk hasilnya akan diumumkan lagi di khalayak umum.
3. Ujian keterampilan diganti dengan portofolio, kalau kita tidak aktif dalam mengikuti lomba di bidang seni dan olahraga kita bisa kalah dengan siswa yang nilainya pas-pasan tapi mempunyai banyak prestasi.
Tentu ini menjdi berita besar bagi para peserta SBMPTN yang berniat masuk jurusan seni dan olahraga. Karena di SBMPTN 2019 ini, sudah tidak ada lagi yang namanya tes atau ujian keterampilan. Jadi, meskipun kita mempunyai bakat yang sangat besar di bidang seni dan olahraga, bisa jadi kita akan kalah dengan siswa yang nilainya biasa saja namun memiliki pengalaman yang segudang.
Dengan adanya berbagai kelebihan dan kekurangan sistem SBMPTN yang baru kita dapat membandingkan dengan SBMPTN tahun lalu, kita juga dapat mengetahui langkah apa saja yang akan kita ambil agar lolos sesuai jurusan yang kita pilih di PTN yang kita impikan. Misalnya dengan cara latihan memahami soal – soal dari jauh – juah hari, mengikuti kagitan belajar tambahan atau les privat, dan menentukan gaya belajar yang cocok dengan diri kita.